Biarkan aku bercerita, tentang kami, tentang kami dan cinta. Rumit bukan, seenaknya mau membahas cinta, setiap orang mendefinisikan kata itu dengan kata kta mereka sendiri, dengan berpedoman atas pengalaman mereka sendiri, jadi biarlah. Kelas poetry membahas tentan kata kata kongkrit dan abstrak, cinta termasuk kata yang abstrak, dosen menjelaskan, kata yang abstrak adalah kata yang membutuhkan beberapa step untuk mendapatkan gambaran atau penjelasan tentangnya. Ketika kata “cinta” muncul, pikiran akan memflashback memori yang berhubungan dengan cinta, memberikan penjelasan dan pandangan subjektifnya berdasarkan pengalaman. Tidak objektif sama sekali, lau, mengapa banyak buku yang memberikan tips mengenai itu? Padahal, ketika setiap orang bertemu dan berhubungan, kemudian bertemu dengan kata itu, smua akan dengan opini mereka, berdasarkan pengalaman mereka, memiliki pemahaman mereka, semuanya berbaur, bersenyawa, menciptakan tangis, haru dan bahagia, biarkanlah itu berjalan alami, biar mereka belajar untuk mengerti, bertoleransi, dan membentuk definisi baru yang lebih bijaksana. Bukankah rumus yang bagus itu yang telah dibuktikan melalui eksperimen sendiri? Yang tidak hanya sekali? Bukankah pengecualian di rumus rumus kimia ada karena penelitian? Yah, aku batalkan bercerita tentang cinta, biarlah cinta menghiasi dunia dengan caranya. Kalaupun kutulis sebuah cerita, itu tentang aku, bukan menggurui, hanya sekedar bercerita.
the blue.. not always as hurt as tears in the sadness... not always as struggle as chelsea's play in the big match.. not always as calm as the sky in the afternoon.. Just blue.. calmness in the sad of struggle matches.. i am ok..
Komentar
Posting Komentar