Suatu hari berkenalan dengan seseorang, lalu lanjut menyatroni hidupnya lama. Jadi seorang teman, teman baik, teman dekat, teman tidak baik, tidak dekat, sampai jadi teman yang paling tidak ingin ditemui. Hubungan kami kini baik, dahulu aku kagumi ia, kini pun . . .
Ia ramah, tak banyak bicara, lucu, banyak berteman, dan sangat banyak berpikir. Aku tidak merasa bahwa aku bodoh, namun melihat dan mendengarnya, ya . . aku tidak cerdas.
Ia tidak banyak menjelaskan, tapi sekali lagi . . . ia banyak berpikir.
Orang orang tak banyak mendengarkan ia . . . tapi ia banyak memikirkan orang orang.
Aku tersenyum setiap kali ia berusaha menjelaskan, kadang lancar, kadang terbata bata . . . kadang juga tak menjelaskan dengan lancar dan lantang karena begitu sensitif dengan garis kening lawan bicara yang menunjukkan kurang paham. Tapi saat itu, ia berusaha keras. Aku tahu . .
Sekali ia diberi bahasan untuk dipikirkan, ia akan disana untuk waktu yang cukup lama, berpikir . . .
Saat itu, aku akan memperhatikan dan mendengarkan kesimpulan, lalu berusaha paham.
Ia pun akan menjelaskan walau kadang dengan nada kesal karena otakku tak cepat paham dan mencerna. Tapi ia tak akan kemana, selagi aku masih ingin paham.
Seiring berjalannya waktu, ia harus menjelaskan banyak, (*kebetulan aku masih bertakdir menatapnya menjelaskan dan berpikir . .
ada yang perhatikan dan coba paham,
ada yang perhatikan saja,
ada yang tak memperhatikan dan mencoba paham . . .
ada yang tutup telinga dan pura pura perhatikan,
ada yang perhatikan sekenanya,
saat itu, aku rasanya hampir selalu disitu melipat tangan . . .
Tersenyum saja dengan yang tak lama disana untuk dengarkan,
tersenyum saja dengan yang tak lama disana untuk pahamkan,
Tersenyum saja dengan yang yang bahkan "tak disana" . . .
Karena tak sempat dengarkan dan pahamkan isi otak si tukang berpikir ini,
yang dalam pertimbangannya absen pertimbangan si tampan yang sepenuh hati berpikir dan mencoba jelaskan ini . . .
Hey,
ayo dengarkan, . . .
Aku pun, sebenarnya terkadang agak tolol,
mendengarkan semuanya, akhirnya tak bisa menyalahkan apa apa atau mengedepankan apa apa . . .
karena
in a way, everything has a good thing and bad thing in it
hee,
atau otak belum bisa menimbang dengan baik dan menyeluruh ya???
Tapi sepertinya agak rugi ketika tak dengarkan yang lain, tak pahami yang lain . . .
agak rugi berjalan sendiri saja dan berpikir sendiri saja, dan mencari sendiri saja . . .
Heee,
# ngalor ngidul mode is on
Komentar
Posting Komentar