Langsung ke konten utama

Ngalorngidul

Suatu hari berkenalan dengan seseorang, lalu lanjut menyatroni hidupnya lama. Jadi seorang teman, teman baik, teman dekat, teman tidak baik, tidak dekat, sampai jadi teman yang paling tidak ingin ditemui. Hubungan kami kini baik, dahulu aku kagumi ia, kini pun . . .
Ia ramah, tak banyak bicara, lucu, banyak berteman, dan sangat banyak berpikir. Aku tidak merasa bahwa aku bodoh, namun melihat dan mendengarnya, ya . . aku tidak cerdas. 
Ia tidak banyak menjelaskan, tapi sekali lagi . . . ia banyak berpikir. 
Orang orang tak banyak mendengarkan ia . . . tapi ia banyak memikirkan orang orang. 

Aku tersenyum setiap kali ia berusaha menjelaskan, kadang lancar, kadang terbata bata . . . kadang juga tak menjelaskan dengan lancar dan lantang karena begitu sensitif dengan garis kening lawan bicara yang menunjukkan kurang paham. Tapi saat itu, ia berusaha keras. Aku tahu . . 

Sekali ia diberi bahasan untuk dipikirkan, ia akan disana untuk waktu yang cukup lama, berpikir . . .
Saat itu, aku akan memperhatikan dan mendengarkan kesimpulan, lalu berusaha paham. 
Ia pun akan menjelaskan walau kadang dengan nada kesal karena otakku tak cepat paham dan mencerna. Tapi ia tak akan kemana, selagi aku masih ingin paham. 

Seiring berjalannya waktu, ia harus menjelaskan banyak, (*kebetulan aku masih bertakdir menatapnya menjelaskan dan berpikir . .
ada yang perhatikan dan coba paham,
ada yang perhatikan saja,
ada yang tak memperhatikan dan mencoba paham . . .
ada yang tutup telinga dan pura pura perhatikan,
ada yang perhatikan sekenanya,
saat itu, aku rasanya hampir selalu disitu melipat tangan . . .

Tersenyum saja dengan yang tak lama disana untuk dengarkan, 
tersenyum saja dengan yang tak lama disana untuk pahamkan, 

Tersenyum saja dengan yang yang bahkan "tak disana" . . .

Karena tak sempat dengarkan dan pahamkan isi otak si tukang berpikir ini, 
yang dalam pertimbangannya absen pertimbangan si tampan yang sepenuh hati berpikir dan mencoba jelaskan ini . . . 

Hey,
ayo dengarkan, . . .

Aku pun, sebenarnya terkadang agak tolol,
mendengarkan semuanya, akhirnya tak bisa menyalahkan apa apa atau mengedepankan apa apa . . .
karena
in a way, everything has a good thing and bad thing in it
hee,
atau otak belum bisa menimbang dengan baik dan menyeluruh ya???

Tapi sepertinya agak rugi ketika tak dengarkan yang lain, tak pahami yang lain . . .
agak rugi berjalan sendiri saja dan berpikir sendiri saja, dan mencari sendiri saja . . .
Heee, 

# ngalor ngidul mode is on

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My eyeglasses

"A text never stands alone, There's always another text that influences the way people see things" Ya kira kira begitu, Bahasan mata kuliah cultural studies yang paling berbekas dihati. Terkadang bertanya pada diri sendiri "kenapa pemikiranku hanya simple dan begitu2 saja, tak se-brilian orang2, banyak melupakan hal2 lain". Ya, karena saya jarang membaca! The other text yang saya punya adalah lamunan2 yang mempertanyakan, pikiran2 tentang "the ideal", dan komentar2 tidak edukatif tentang hal2 yang menurut saya menarik atau aneh. Saya bangga menjadi mahasiswa, dan bertemu orang orang luar biasa, dan dipaksa membaca, dan dituntut untuk tahu banyak, dan.. semakin saya baca banyak.. semakin saya takjub dengan dunia, dan semakin saya merasa tidak tahu apa2. . Kacamata saya terus berubah, bingkainya yang merupakan nilai sosial, dan nilai tentang saya dan Tuhan.. kaca nya sendiri, terus di revisi, di lap, dan dicek.. Semoga selalu lebih mantap, ...

lupa..

:) Tenggelam pada mimpi sebagai orang besar.. lupa pada dunia yang begitu indah, luas, megah namun juga sederhana dan selalu menggugah dalam setiap hal kecilnya, sibuk beralasan, membuat pembenaran, membuat orang tak paham agar paham, lari lari dari kenyataan dan pertentangan, hhhhhhh.... malangnya saya, lupa saja bahwa nyaman itu sederhana, bahagia itu sederhana, tak perlu melihat hal besar, karena hal kecil yang sangat dekat pun memesona.. tak perlu memberi penjelasan besar, tak perlu memberi banyak alasan agar orang turut paham atau mau berjalan di jalan yang sama, karena.. dengan senyuman telah kupilih melihat dari kacamata ini, pabila tak bisa jelaskan mengapa, ya tak apa.. pabila yang lain tak bersetuju.. ya tak apa, tak boleh marah juga bila yang lain menolak melihat dengan kaca mata yang sama, sejenak berdoa pada Tuhan, agar tak salah paham tentangNya, agar tak tersesat pada akal, pikiran dan kemungkinan yang begitu luas yang dapat dipilih hari ini, besok, lusa ...

and than what. .

Dan hari ini aku sadari, ada pandangan yang salah tentang cinta. Terlalu mengagungkannya sampai kemudian terjatuh sendiri karena cinta. Cinta itu bukan barang langka ternyata. Bukan barang berharga yang selama ini dengan bodohnya aku jaga dan banggakan. Kemarin si bodoh ini berfikir, cinta adalah hal luar biasa yang berasal dr hati terdalam seseorang, untuk seseorang , dan ketika hadirnya mengakar di hati hingga tak tergantikan, Dengan penuh percaya diri hati ini selalu yakin, bahwa di tempat lahirnya cinta, hanya ada satu singgasana, untuk satu orang, dan tak akan tergantikan. Karena disanalah cinta memeliharanya. Hari ini aku ingin katakan, that’s just a bulshit. . Itu hanya pandangan bodoh dari orang bodoh yang terlalu bodoh untuk memahami realita. . Cinta itu hanya panggilan atas desire yang terjadi ketika sebuah gelombang elektromagnetik bekerja atas diri 2 orang yang berlainan jenis, kemudian logika yang bicara, sebuah karakter mencoba membaur dan kemudian beradaptasi, ...